• Phytagoras berkata,”jika engkau ingin hidup senang ,mka hendaklah engkau rela
di anggap sebgai tidak berakal atau di anggap orang bodoh”.
• Pukulan dari sahabatmu lebih baik dari pada ciuman dari musuhmu.
• Phytagoras berkata,”jangan sekali-kali percaya paada kasih sayang yang datang
tiba-tiba, karena dia akan meninggalkanmu dengan tiba-tiba pula”.
• Jangan membanggakan apa yang kamu lakukan hari ini, sebab engkau tidak akan
tahu apa yang akan di berikan oleh hari esok.
Plato
• Orang yang ingin bergembira harus menyukai kelelahan akibat bekerja.
• Janganlah engkau berteman dengan orang jahat karena sifatmu akan mencuri
sifatnya tanpa engkau sadari.
• Plato berkata ,”Orang yang berilmu mengetahi orang yang bodoh karena dia
pernah bodoh,sedangkan orang yang bodoh tidak mengetahui orang yang berilmu
karena dia tidak pernah berilmu”.
• Budi pekerti yang tinggi adalah rasa malu terhadap diri sendiri.
• Plato di Tanya ,”Bagaimana caranya agar seseorang biasa hidup dengan
tenang?”. Dia menjawab ,” Jika orang itutidak melakukan kejahatanh dan tidak
beredihh akan sesuatu yang di alaminya,maka dia tentu akan merasa tenang”.
• Kerendahan seseorang di ketahui melalui dua hal : banyak berbicara tentang
hal-hal yang tidak berguna,dan bercerita padahal tidak di tanya.
• Jangan terlalu banyak mengenal orang .sebab, kalian lebih sering di sakiti
oleh orang yang kalian kenal,sedangkan orang yang tidak kalian kenal nyaris
tidak dapat menyakiti kalian.
• Cint6a adalah gerak jiwa yang kosong tanpa pikiran.
Thales
• “orang yang bercita-cita tinggi adalah orang yang menganggap teguran teguran
keras baginya lenbut daripada sanjungan merdu dari penjilat yang berlebih-lebihan”
• “apabila kamu menasihati orang yang bersalah maka berlemah lembutlah agar dia
tidak merasa di telanjangi”
• “orang yang secara sembunyi-sembunyi melakukan suatu perbuatan yang tidak di
llakukan secara terang-terangan,ia tidak berharga di hadapan dirinya”
Socrates
• Seseorang menampar pipi Socrates,lalu pada bekas tamparan itu Socrates
menulis “Seseorang telah menamparku ini balasan dariku”.
• Socrates di cela karena makan terlalu sedikit, maka di menjawab,“aku makan
untuk hidup, bukan hidup untuk makan”.
• Socrates di cela karena di tidak banyak bicara, dia menjawab,”Allah Taala
telah menciptakan dua telinga dan satu lidah untukku agar aku banyak mendengar
daripada berbicara,tetapi kalian lebih banyak bicara daripada mendengar”.
• Setelah berusia tua,Socrates,belajar musik. Lalu ada orang berkata padanya,”
apakah engkau tidak malu belajar di usia tua?”. Dia menjawab,” Aku merasa lebih
malu menjadi orang yang bodoh di usia tua”.
• Socrates berkata,”Cobalah dulu,baru cerita. Pahamilah dulu,baru menjawab.
Pikirlah dulu,baru berkata.Dengarlah dulu,baru beri penilaian .Bekerjalah
dulu,baru berharap.
• Socrates berkata ,” kesedihan membuat akal terpana dan tidak berdaya.jika
anda tertimpa kesedihan, terimalah dia dengan keteguhan hati dan berdayakanlah
akal untuk mencari jalan keluar”.
• Janganlah engaku menceritakan isi jiwamu kepada oarng lain,karena sungguh
jelek orang yang menaruh hartanya di rumah dan memerkan isinya.
• Kesejahteraaan memberikan peringatan,sedangkan bencana memberi nasihat.
• Jangan mengomentari kesalahan orang lain, karena orang itu akan mengambil
manfaat dari ilmumu lalu di menjadi musuhmu.
Poespoprojo, Francis
Bacon, dsb. Mereka mempotensikan nalar mereka sedemikian rupa sehingga bisa
teraktualkan. Sedangkan kita sebagai mahasiswa perlu belajar otodidak
bertahun-tahun untuk menemukan
potensi-potensi apa saja yang sudah miliki sejak awal namun tidak pernah kita
asah. Disinilah fungsil o gi k a
artifisial, menghemat waktu, tenaga, dan
pikiran dalam mempelajari prinsip logika. Logika artifisal adalah
susunan hukum penalaran manusia yang
sudah di jadikan ilmu.
Dalam logika artifisial, untuk
menemukan kebenaran ada 2 metode,In d u k t if dand e d u k t if. Tiap metode punya
kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga masing-masing berfungsi secara
terpisah namun tetap
berlanjutan. Fungsi induktif sebagai langkah awal mencari kebenaran diikuti
oleh deduktif sebagai penemu
kebenaran lainnya.
INDUKSI
Misalnya :b es i dipanaskanm e m u ai,t e n b ag a dipanaskanm e m u ai,al u mi n i u m dipanaskanm e m u ai.
Kesimpulannya :l o ga m dipanaskanm e m u ai.
Demikianlah fungsi metode induktif, tidak perlu meneliti semua jenis logam di
dunia. Cukup beberapa sampel
bisa ditarik kesimpulan. Lalu
dilanjutkan dengan cara deduktif untuk mencari sifat
logam-logam selain yang di
contohkan.
DEDUKSI
Misalnya : Semual o ga m yang dipanaskan akanm e m u ai.Ema s danp e r ak adalahl o ga m.
Kesimpulan :Ema s danp e r ak bila dipanaskan akanm e m u ai.
Cara deduktif tidak perlu penelitian,
tetapi sayaratnya perlu kesimpulan hasil induktif untuk melangkah.
Apabila dalam meneliti suatu gejala, kita cenderung berat sebelah antar 2
metode tersebut, fungsi yang
diharapkan malah tidak tercapai. Misalnya terlalu mengandalkan metode induktif,
maka penelitian akan boros.
Bila sebaliknya, mengandalkan deduktif lebih dahulu, bisa jadi bangunan
pemikiran yang disusun menjadi
rapuh. Bagaimana bisa kuat bila asumsi saja sudah salah.
PROPOSISI
Secara sederhana,p r o p os is i sama denganp r e m is. Proposisi mengatur hukum-hukum yang berlaku pada premis termasuk unsur-unsur premis. Suatu kalimat
pernyataan memiliki syarat tertentu untuk disebut proposisi.
Tidak semua kalimat pernyataan adalah proposisi. Misalnya
kalimatp e r t any a an,p e r i n t ah, dan
ungkapan bukan
termasuk proposisi karena medan gerak mereka bukan untuk dibuktikan untuk
kebenarannya. Berbeda dengan kalimatj ustif i k asi, ia diharuskan memenuhi hukum cukup
alasan sehingga bisa
dikategorikan benar.
Selain unsur relevansi untuk
dipertanyakan benar atau salahnya, sebuah proposisi haruslah berperan sebagai
unsur terkecil dalam suatu wacana. Wacana dipecah menjadi kumpulan paragraf, paragraf dipecah menjadi
kumpulan kalimat. Kalimat dipecah
menjadi kata perkata. Unit terkecil yang dimaksud bukan kata atau
kalimatnya, tetapi apapun yang mengandungsubyek dan predikat. Misalnya dalam suatu kalimat
mengandung 2 subyek dan obyek, maka ada 2 proposisi. Unsur kata walaupun unit
terkecil, ia hanya
mengandung pengertian, tidak mengandung maksud (pernyataan).
Menurut sumbernya, proposisi punya 2
pemisahan. Proposisian al i ti k berasal dari analisa, proposisisintetik
berasal dari sintesa. Secara singkat,
predikat yang muncul dalam proposisi analitik berasal darian al is a
7
terhadap subyeknya.Misalnya proposisi
analitik, kalimat mangga adalah buah-buahan. Ada 2 unsur yang bisa
dibuka, predikatb u ah- b u a h a n yang melekat pada subyekm an gg a.Buah-buahan merupakan atribut yang
sudah ada dalamm an g ga,b u ah-b u ah an tidak mendatangkan pengetahuan baru.
Untuk menguji apakah
atribut tersebut benar-benar melekat, dengan kaidah metode induktif lalu
deduktif. Berbeda dengan proposisi
sintetik yang predikatnya berasal dari hasilsintesa subyeknya. Misalnya kalimat mangga itu manis. Predikat
manisyang melekat pada mangga merupakan
pengetahuan baru yang didapat dari pengalaman atau rasio.
Cara mengujinya dengan kaidah
berfikir empiris atau rasional.
Untuk mengelompokkan suatu premis,
ada cabang proposisi kategoris untuk mempermudah membuka unsur-
unsur dalam suatu premis sekaligus mengelompokkannya. Sebelum mencari aturan
pengelompokan premis,
kita harus membuka unsur-unsur yang termuat dalam suatu premis. Unsur
yang pertama,quanti fier.
Quantifier terdiri dari 3 jenis, univer sal, partikular,
singular. Yang keduak o p u l a, jenis
kopula ada yang positif
dan negatif. Sisanya adalahsub yek danp r e d i k at. Sehingga jumlah unsur di tiap premis ada 4. Berikut cara
mengklasifikasikan premis menjadi 4 singkatan lambang:
Lambang
Permasalahan
Rumus
A
Universal positif
Semua S adalah P
I
Partikular positif
Sebagian S adalah P
E
Universal negatif
Semua S bukan P
O
Partikular negatif
Sebagian S bukan P
PENUTUP
KESIMPULAN
Fungsi metode rasional sebagai alat memecahkan masalah abstrak, dan lebih hemat waktu, tenaga, biaya berbeda dengan metode empiris yang fungsinya
memecahkan masalah konkrit, walaupun boros.
Fungsi ilmu pengetahuan untuk mencari
hukum-hukum universal yang berlaku di
alam semesta dan di sistematiskan supaya bisa disimpan untuk generasi
mendatang,
supaya bisa dilanjutkan untuk perkembangan di masa depan. Bangkit dan
tenggelamnya sebuah peradaban dimulai dari ilmu pengetahuan.
Fungsi logika pada dasarnya untuk
membedakan penalaran lurus dari penalaran
sesat dalam pikiran kita. Banyaknya jumlah wacana yang terinput kedalam memori
kita setiap nonton TV, mendengar radio, membaca koran, berinteraksi dengan
manusia lain, dan bernalar secara mandiri tentu ada konsekuensinya. Bagaimana
menyaring pengetahuan yang lurus diantara yang sesat. Tidak mungkin semua input
pengetahuan kita lurus, dan tidak semua sesat.
Secara nilai sikap (afeksi), apabila
kita terbiasa mengeluarkan buah pemikiran secara
logis, dibarengi dengan kaidah ilmu yang rasional, maka kita akan mudah
menyampaikan ide kita ke orang lain, karena orang lain akan mudah memahaminya.
Lama kelamaan akan muncul budaya ilmiah di sekitar kita. Dan semakin banyak
orang yang paham hukum kelogisan, semakin sering kita dikritik akan ide kita.
Semakin sering di kritisi, kita akan terbiasa menyempurnakan runtutan kelogisan
ide
kita hingga suatu saat terbangun
suatu konstruk pemikiran yang utuh dan
kebenarannya diakui secara universal.
Proposisi sama dengan premis.
Proposisi harus mampu dibuktikan benar salahnya.
Minimal terdiri dari subyek dan
predikat.
Unsur premis ada 4, Quantifier,
kopula, subyek dan predikat. Apabila setiap bagian tersebut saling berpadu dan terpola menurut masing -masing pasangannya, ada 4 simbol untuk melambangkannya. Lambang A, I, E, O.
Anaximandros:
Astronomi, Asal Mula Manusia, dan Apeiron
Anaximandros adalah murid
Thales. Masa hidupnya disebut orang dari Tahun 610 – 547 sebelum Masehi. Ia
lima belas tahun lebih muda dari Thales, tetapi meninggal dua tahun lebih
dahulu. Sebagai seorang filosof ia lebih besar daripada gurunya.
Ia juga ahli astronomi dan ahli ilmu bumi.[1]Ia konon adalah orang
pertama yang membuat peta.[2]
BIDANG ASTRONOMI
Menurutnya, dunia kita
terletak di tengah- tengah alam semesta ini: berbentuk seperti silinder[3],
di sekitarnya ada lingkaran- lingkarang cincin (berwujud seperti selang) yang
penuh berisi api, dan selang- selang itu berlobang-lobang. Lewat lobang inilah
kita bisa melihat api di dalam cincin-cincin tersebut. Itu makanya, bintang-bintang,
bulan, matahari adalah “lobang lewat mana” kita bisa mengetahui adanya
cincin-cincin di langit itu. Yang terpenting dari sistem yang diajukan Anaximandros
ini adalah simetri yang ia ajukan: meskipun fenomen di langit tampak tak
beraturan, ia menemukan adanya keteraturan. Dan lebih dari itu, simetri itu
mengijinkan dirinya menyatakan bahwa dunia kita “tidak bergerak”.[4]
Anaximandros berpendapat
bahwa bumi kita tepat berada di tengah-tengah sehingga tidak ada satu alasanpun
untuk menjelaskan mengapa ia bergerak ke satu titik daripada titik lainnya. Sama
seperti seekor keledai yang berada di antara 2 gundukan jerami di arah
berlawanan dengan jarak yang sama, ia akan berhenti, dan mati kelaparan karena
tidak pernah memilih arah mana yang mau diambil.
Kematian
keledai dan immobilitas bumi kita diterangkan dengan sebuah prinsip yang
sekarang kita kenal sebagai prinsip
kecukupan rasio (principe
of sufficient reason) :
- Jika tidak ada alasan bahwa X muncul (terjadi) daripada
Y (jika tidak ada alasan aku mengambil jalan lurus atau mengambil putaran di
depan)
- Jika tidak mungkin bahwa X dan Y muncul (terjadi)
bersama-sama (jika tidak mungkin untuk berjalan lurus dan berbelok sekaligus)
- Maka kesimpulannya: baik X maupun Y tidak ada (maka aku
tdk jalan lurus dan tidak berbelok, aku diam!)
Prinsip
abstrak ini yang kemudian diterapkan Anaximandros kepada astronomi untuk
mengatakan bahwa bumi kita diam.[5]
ASAL MULA
MANUSIA
Anaximandros
mengatakan bahwa tidak mungkin manusia pertama timbul dari air dalam rupa anak
bayi.[6] Orang sering
mengatakan bahwa Anaximandros menjadi pendahulu teori evolusi
spesies-spesies . Berhadapan dengan ragam kehidupan di dunia, ia mencoba
mencari dari mana asal-usul semuanya, dan terutama dari mana manusia muncul.
Barangkali, karena pengaruh gurunya, Thales, yang mengusulkan physis[7]
air sebagai dasar kehidupan, ia lalu mengusulkan bahwa asal-usul mereka adalah
daerah lembab . Lalu bagaimana bisa muncul kuda, kambing, yang
semuanya tidak terlalu dekat hidupnya dengan hal-hal lembab ? Maka
dibuatlah spekulasi bahwa dulu-dulunya semua berasal dari ikan atau semacam
ikan yang dilindungi oleh cangkang. Tentang manusia ? Manusia adalah
satu-satunya binatang yang menyusui dalam periode lama untuk akhirnya bisa
makan sendiri. Jika demikian, maka manusia pertama pasti tidak demikian, karena
jika begitu ia akan cepat mati. Maka diusulkan bahwa manusia pertama dikandung
cukup lama dalam binantang semacam ikan, sampai kemudian keluar darinya. Dan
baru setelah itu ia bisa berkembang biak sendiri.[8]
PHYSIS
ITU BERNAMA APEIRON
Seperti
juga gurunya, Anaximandros mencari asal dari segalanya. Ia tidak menerima
begitu saja apa yang diajarkan gurunya. Yang dapat diterima akalnya ialah bahwa
yang asal itu satu, tidak banyak. Tetapi yang satu itu bukan air. Menurut
pendapatnya, barang asal itu tidak berhingga dan tidak berkeputusan. Ia bekerja
selalu dengan tiada henti- hentinya, sedangkan yang dijadikannya tidak
berhingga banyaknya. Jika benar kejadian itu tidak berhingga, seperti yang
lahir kelihatan, maka yang “asal” itu mestilah tidak berkeputusan.
Yang asal
itu, yang menjadi dasar alam dinamai oleh anaximandros “Apeiron”[9]. Apeiron itu
tidak dapat dirupakan, tak ada persamaannya dengan salah satu barang yang
kelihatan di dunia ini. Segala yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan dengan
panca indera kita, adalah barang yang mempunyai akhir, yang berhingga. Segala
yang tampak dan terasa dibatasi oleh lawannya. Yang panas dibatasi oleh yang
dingin. Di mana yang bermula dingin, di sana berakhir yang panas. Yang cair
dibatasi oleh yang beku, yang terang oleh yang gelap. Dan bagaimana yang
berbatas itu akan dapat memberikan sifat kepada yang tidak berkepunyaan?[10]
Simplicius
mengatakan[11]
bahwa Anaximandros berbicara tentang proses menjadi dan hilangnya alam semesta.
Menurutnya, semua terjadi menurut tatatan waktunya : artinya,
secara teratur, segala hal yang muncul pada waktunya akan dibalas/ditebus.
Tanaman tumbuh dan berkembang dari tanah dengan mengambil unsur-unsur dari
dalam tanah. Pada waktunya, tanaman akan mati, membusuk dan materinya
dikembalikan lagi menjadi tanah. Saat tanaman tumbuh, ia melakukan
ketidakadilan kepada tanah karena ia menyerap unsur-unsurnya untuk
kehidupannya. Tanaman mencuri apa-apa yang diperlukannya dari
tanah. Namun, sekali tanaman itu mati dan membusuk, ia menebus (membalas)
ketidakadilan yang ia lakukan dengan menjadi unsur-unsur bagi tanah. Hujan
jatuh dari udara, lalu air hujan akan diuapkan oleh panas matahari, dan ia akan
kembali menjadi udara lagi. Hujan (air) mengambil substansi airnya dari udara,
ia mencurinya dari udara. Setelah jatuh, ia akan diuapkan
untuk menebus kembali udara. Semua kemunculan dan hilangnya
segala sesuatu terjadi menurut aturan yang sudah ditatankan dalam waktu.
Simplicius
juga berbicara[12]
tentang sebuah physis bernama ketakterbatasan (apeiron) sebagai asal dan
akhir segala sesuatu. Sama seperti Thales gurunya, Anaximandros juga menemukan
satu prinsip : ketakterbatasan. Apeiron ini tidak sama dengan salah
satu dari berbagai unsur yang menyusun dunia kita yang kelihatan ini. Alasannya
sederhana : karena semua materi yang kita kenal derajatnya sejajar (air
menjadi udara, udara menjadi air ; kayu menjadi tanah, tanah menjadi
kayu). Tak satu pun unsur dasariah dunia inderawi ini memiliki primasi
dibandingkan unsur lain sehingga tidak bisa dikatakan menjadi prinsip.
Prinsip
itulah yang memunculkan alam semesta ini berkat sebuah gerak abadi
(mengapa harus abadi gerakan ini ? ya karena gerakan inilah yang
memunculkan alam semesta, kalau gerakan ini digerakkan oleh sesuatu ,
artinya kita harus mencari sesuatu yang menggerakkan itu, dan
seterusnya tanpa henti. Awal segala sesuatu akhirnya sulit diterangkan. Itu
makanya, dipostulatkan – dinyatakan – bahwa gerak ini abadi ).
Gerakan
inilah yang memunculkan semua langi-langit dan dunia-dunia yang ada di
dalamnya”, dan ia tidak pernah berhenti. Gerakan ini terus menerus
memunculkan sesuatu . Dan untuk bisa memunculkan itu, gerakan
ini butuh sebuah materi . Karena “materi” yang dibutuhkan akan digerakkan
terus untuk senantiasa memunculkan sesuatu, maka “materi” itu haruslah sesuatu
yang “tak bisa habis, tak terbatas”.
- Dari “materi dasar” (prinsip) ini lalu muncul:
langit-langit dan semua “elemen” yang ada di dunia. Dari situ baru muncullah
apa-apa yang kita kenali di dunia ini. Dan semua itu masih dikendalikan oleh
gerak abadi tersebut sehingga muncullah sebah SIKLUS teratur
kejadian-kejadian yang semuanya taat pada tatanan waktu.
- Ini semua adalah tafsir yang belum tentu benar
(mengingat sekalilagi minimnya teks, dan sumber yang kita gunakan adalah
sumber-sumber yang jauh setelah kehidupan Anaximandros sendiri).[13]
PENUTUP
Dipandang
dari jurusan ilmu sekarang, banyak yang janggal tampak pada keterangan
Anaximandros tentang kejadian alam. Tetapi ditilik dari jurusan masanya, dimana
segala keterangan berdasar pada takhayul dan cerita yang ganjil- ganjil,
pendapatnya itu adalah suatu buah pikiran yang sangat lanjut. Itu saja cukuplah
untuk memandang dia sebagai ahli pikir yang jenial (genial). Tetapi yang jadi
perhatian benar bagi orang kemudian ialah caranya menguraikan buah pikirnya. Ia
mencari keterangan dengan metode berfikir yang teratur. Masalah yang banyak
seluk- beluknya ditinjau dari satu jurusan pokok yang mudah.[14]
Sebagai seorang murid
Thales, nampak bahwa anximandros merupakan murid yang otentik, bahkan lebih
cerdas dari gurunya. Ia tidak serta merta mengikuti apa yang gurunya berikan.
Jika Thales mengatakan bahwa Physis itu adalah air, maka dengan sangat
bijaksana Anaximandros membuat pernyataan bahwa Physis itu tidak mungkin yang
berhingga, melainkan harus yang tak berhingga, sehingga menimbulkan suatu
pendapat baru. Physis itu dinamakan Apeiron. Tetapi perlu diingat, walaupun
Anaximandros mengatakan bahwa physis itu adalah apeiron, namun ia tetap
menghargai dan mungkin saja terpengaruh oleh ajaran Thales dengan mengatakan
bahwa asal- usul makluk hidup atau spesies- spesies adalah dari daerah lembab.
Dan iapun mulai berspekulasi manakala terdapat pula hewan yang jauh dari
kelembaban, bukan dengan observasi yang ilmiah. Ia berspekulasi
bahwa dulu- dulunya semuanya itu berasal dari ikan atau seperti ikan yang
dilindungi cangkang. Bedanya dengan makhluk lain, manusia dikandung lebih lama
dan setelah bisa berkembang biak sendiri barulah manusia pertama itu keluar
darinya. Anaximandros juga merupakan filsuf pertama yang menanyakan dari mana
manusia itu muncul, bahkan ia sering dijuluki sebagai perintis pengikut teori
Darwinisme.
Pada
bidang astronomi, Anaximandros menjelaskan simetrinya: walaupun fenomen di
langit tampak tak beraturan, ia mengatakan adanya keteraturan sehingga ia dapat
menyimpulkan bahwa bumi kita diam. Walau tidak secara tepat dan benar,
pendapatnya ini merupakan suatu gagasan yang disertai dengan sikap ilmiah dan
rasionalistik[15] untuk mencari asal-usul segala sesuatu
lewat pengamatan rasional kohorensi internal[16] fenomena itu sendiri, bahkan dengan
gagasannya itu melahirkan sebuah prinsip yang sampai sekarang dikenal dengan
nama prinsip kecukupan rasio yang masih relevan dipakai hingga saat ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Bertens, K. 1999. Sejarah
Filsafat Yunani, Jakarta: Penerbit Kanisius
Hatta, M.1980. Alam
Pikiran Yunani, Jakarta:Penerbit Tintamas
Russell, Bertrand. 2007. Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wibowo, Setyo. 2009. Diktat
Kuliah Sejarah Filsafat Yunani STF DRIYARKARA, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar